Persepsi Keliru Imunisasi Akibatkan Kekebalan Bayi Kurang Optimal
Persepsi keliru dokter, bidan dan orang tua bayi soal pemberian imunisasi, mengakibatkan banyak bayi tertunda bahkan tidak lengkap mendapatkan imunisasi. Parahnya, bayi akhirnya memiliki kekebalan kurang optimal meskipun sebelumnya telah mendapatkan imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit. “Tidak semua dokter, bidan, bahkan orang tua bayi mengetahui syarat pemberian imunisasi. Akibatnya muncul berbagai persepsi keliru mengenai pemberian imunisasi,” kata Ketua III Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko di Jakarta, Rabu(10/12).
Soedjatmiko mengatakan, ada tiga hal yang selalu salah dipersepsikan mengenai pemberian imunisasi. Pertama, jika seorang bayi terlambat diberikan imunisasi, maka harus diulang. Padahal, meskipun terlambat, imunisasi tetap dapat diberikan. Sebab, jarak waktu setiap pemberian imunisasi bukan patokan baku.
Selanjutnya, ketika bayi telah melampaui batas imunisasi, maka bayi tidak bisa mendapatkan imunisasi. Padahal, dalam imunisasi jika terdapat kasus sampai melampaui, bisa diberikan imunisasi sekaligus tanpa menghilangkan pemberian imunisasi selanjutnya. “Daripada tidak diimunisasi, lebih baik dirangkap sekaligus. Lagipula tidak ada efek sampingnya,” tambahnya.
Terakhir, kasus tidak dapat menunjukkan Kartu Menuju Sehat (KMS), lanjut Soedjatmiko, biasanya menyebabkan bayi melompat mendapatkan imunisasi bahkan ada yang diulang. Kesalahan persepsi terakhir ini, disebabkan anggapan jika mendahului atau dilakukan dua kali menyebabkan manfaat imunisasi kurang maksimal. Parahnya, hal ini juga disepakati para orang tua.
Maka dari itu, perlu sosialisasi lebih intensif kepada petugas kesehatan dan para orang tua bayi. Persepsi salah yang muncul di masyarakat harus segera diluruskan sekaligus memupuk kesadaran masyarakat untuk teratur mengimunisasikan bayinya.
Bayi selama sembilan bulan wajib mendapat imunisasi dasar. Setelah lahir, bayi harus segera mendapatkan imunisasi hepatitis B. Bulan kedua diberikan imunisasi BCG dan Polio. Selanjutnya, setiap bulannya hingga bulan keempat, bayi mendapatkan imunisasi DPT-Hepatitis B dan Polio. Terakhir, bayi harus mendapatkan imunisasi campak ketika telah berumur sembilan bulan.
Sumber: Kompas 10 Desember 2008